Showing posts with label promosi. Show all posts
Showing posts with label promosi. Show all posts

Sunday, February 22, 2009

Do You Know About Tourism Promotion In Indonesia?


DOMESTIC TOURISM PROMOTION


Tourist objects and tourist attractions are being introduced to the Indonesian people to promote domestic tourism. Group tourist awareness (Pokdarwis) has been established as moving spirit for tourist development such as the improvement of tourist attractions to socialize the Seven Charms Program (Sapta Pesona) consisting of safety, cleanliness, orderliness, comfort, beauty, hospitality, and enchanting memories. Until 1997/98, there were 921 Pokdarwis throughout Indonesia, or an increase of 71.5% since 1993/94. To encourage domestic tourism, in 1997/98 the Government started to develop tours for senior citizens.

The Tourist Awareness Campaign every year adopted different themes in accordance with the national development rhythm and dynamics. In 1997, the theme was The Year of Cooperatives and Telecommunication and in 1998 the theme was: The Year of Art and Culture.

Several national tourist events have been held throughout Indonesia. In 1997/98 the events included Toba Lake Festival in North Sumatra; The Indonesian Archipelago Palace Festival in West Java; Borobudur Festival in Central Java; Bromo Festival in East Java; The Balibo Art Festival in East Timor; The Bidar Kapuas Festival in West Kalimantan; Sea Park Festival in Maluku; and the Lembah Baliem Arts and Culture Festival in Irian Jaya.

Despite the current economic crisis which has hit Indonesia since July 1997, the number of domestic tourists increased steadily. In fiscal year 1997/98 the number of domestic tourists was 120 million persons who spent 14 trillion rupiahs.

Monday, November 24, 2008

AGRO-TOURISM needs to be more developed and promoted (Indonesian version)

Ditulis oleh "Kimung"
Sunday, 05 October 2008
ImageDesa Karangsari Kecamatan Sukorejo kota Blitar terkenal dengan belimbingnya, tentu saja belimbing Karangsari bukan belimbing biasa karena ukurannya yang jumbo dan rasanya yang lebih manis dan terlihat mulus dengan warna kuning kemerahan mengoda selera. Sambil berwisata ke makam Bung Karno di kota blitar jangan lupa menyempatkan diri mengunjungi desa karangsari untuk mendapatkan oleh-oleh buah belimbing karangsari. Bila anda masuk ke jalan-jalan desa maka di samping kanan dan kiri jalan akan terlihat pohon belimbing, karena hampir semua penduduk menanamnya di pekarangan rumah masing-masing. Karena saking terkenalnya belimbing karangsari ini, Gubernur Jawa Timur, Imam Utomo pernah datang langsung meninjau lokasi desa ini.

Berawal dari coba-coba menanam bibit belimbing dari pemberian salah seorang pendatang, seorang warga desa Karangsari Blitar mampu ‘mengubah’ kehidupan masyarakat desa itu dengan membudidayakan belimbing sebagai komoditi. Hingga akhirnya desa ini terkenal sebagai penghasil belimbing terbesar di kota itu, sampai sekarang.

Jenis Belimbing yang banyak ditanam adalah jenis bangkok yang merupakan hasil stekan antara jenis lokal dengan jenis bangkok ada juga yang dari jenis philipine juga dicoba untuk dibudidayakan. Sebenarnya kedua jenis tersebut (bangkok dan philipine) buahnya sama-sama besarnya dan manis. Akan tetapi bangkok merah lebih lebat buahnya dan mempunyai rasa yang lebih manis selain perawatan dan pembibitannya sangat mudah. Namun Hanya saja, kekurangannya terletak pada jumlah dan kualitas buahnya. Philipine buahnya cenderung tidak lebat alias jarang-jarang.

Kebutuhan konsumen akan buah belimbing istimewa ini masih saja stabil dan bahkan mengalami peningkatan. konsumen belimbing Karangsari terbesar adalah Surabaya disamping juga Semarang dan Jakarta. Di Surabaya, distribusinya tidak hanya di pasar-pasar tradisional, melainkan ke supermarket atau hypermart yang ada di kota tersebut. Malah, permintaan terhadap belimbing karangsari ini lebih banyak ke supermarket ataupun hypermart dibanding pasar tradisional. Dari Surabaya seringkali langsung disalurkan ke Jakarta untuk memenuhi permintaan konsumen disana.

Karena permintaan pasar yang terus meningkat, akhirnya tak hanya warga Karangsari yang mengembangkan belimbing bangkok merah (atau sekarang ngetren dengan belimbing karangsari –red), tapi desa lain pun mulai mengikuti jejak kesuksesan desa Karangsari diantaranya wilayah adalah Purworejo, Tlumpu dan beberapa daerah lain yang berdekatan dengan pusat kota Blitar dan bahkan sekaarang ini daerah lain di Kabupaten Blitar juga sudah mulai membudidayakannya seperti daerah srengat dll

Bagi anda yang berwisata ke Blitar dan menginginkan oleh-oleh buah Belimbing bisa datang ke desa Karangsari, bisa memetik buah belimbing dari pohon milik warga dengan kualitas pilihan yang masih segar. Patokan harga umumnya bisa berdasarkan per biji atau per kilogram yang mana bisa dinegosiasikan dengan pemiliknya, yang pasti harganya jauh lebih murah.